Peran Ahli Pangan dalam Mengembangkan Gula Semut sebagai Solusi Pemanis Masa Depan
Table of Contents
Disusun oleh: Dhiya Puja Ramadhan (F0505251075)
Diabetes mellitus adalah salah satu ancaman serius bagi kesehatan yang terjadi di seluruh dunia. Prevalensi angka penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 11.7% dan menjadi prevalensi diabetes tipe 2 tertinggi dari 10 negara di seluruh dunia (Soeatmadji et al. 2023). Prevalensi penderita diabetes mellitus akan terus meningkat dan diproyeksikan menjadi 16.09% atau 40.7 juta kasus diabetes pada tahun 2045 (Wahidin et al. 2024). Salah satu faktor penyebab tingginya angka penderita diabetes melitus adalah pola hidup masyarakat yang cenderung mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik (IG) tinggi, seperti gula pasir dengan nilai IG 64% (Framita et al. 2021). Konsumsi makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah sehingga menyebabkan berbagai komplikasi bagi penderita diabetes mellitus (Suloi et al. 2020). Gula dengan indeks glikemik rendah dapat menjadi solusi preventif terhadap penyakit diabetes yang terjadi di indonesia.
Salah satu gula yang berpotensi sebagai gula alternatif adalah gula semut. Gula semut adalah salah satu produk turunan nira kelapa atau aren yang saat ini cukup diminati di pasar internasional. Gula semut memiliki beberapa kelebihan, seperti lebih mudah larut, daya simpan lebih lama, dan lebih praktis dalam pengemasannya serta dapat dikonsumsi dengan kombinasi jahe dan rempah-rempah lainnya (Zuliana et al. 2016). Dari sisi kesehatan, gula semut memiliki indeks glikemik yang rendah sekitar 35% sehingga mampu memperlambat lonjakan kadar glukosa darah dan menurunkan potensi resiko terjadinya diabetes melitus dan penyakit degeneratif lainnya (Nawansih et al. 2017). Maka dari itu, pengembangan gula semut dapat menjadi inovasi produk pangan lokal dan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat Indonesia di masa depan.
Sebagai calon ahli pangan di masa depan, saya memiliki visi untuk berkontribusi dengan menerapkan ilmu yang saya dapatkan dari perkuliahan untuk meningkatkan potensi gula semut, tidak hanya sebagai bahan pangan lokal, tetapi menjadi salah satu solusi nyata dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Saya berkeinginan untuk berperan aktif dalam mengembangkan potensi gula semut ini sebagai salah satu gula alternatif yang ramah bagi kesehatan melalui pendekatan STEM (Science, technology, art, and mathematics).
Dalam bidang sains, saya ingin meneliti senyawa bioaktif dan indeks glikemik gula semut dari berbagai daerah. Hal ini akan membantu dalam memberikan informasi yang luas terkait senyawa bioaktif, aktivitas antioksidan, dan nilai indeks glikemik pada gula semut di Indonesia. Informasi ini dapat menjadi dasar dalam penetapan standar mutu dan klaim kesehatan pada produk gula semut, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas gula semut di Indonesia. Selain itu, informasi ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi para akademisi dalam memperluas dan memperdalam kajian ilmiah terkait gula semut. Dari sisi teknologi, saya bertekad untuk berkontribusi dalam mengembangkan teknologi yang dapat menghasilkan gula semut yang lebih cepat dan lebih higienis. Sebagian besar peralatan yang digunakan dan cara pengolahannya masih sederhana sehingga pembuatannya lama dan harganya juga relatif lebih mahal (Kurniawan et al. 2025). Tidak hanya itu, petani gula semut sering mengalami kelelahan kerja karena membutuhkan tenaga manusia yang banyak saat proses kristalisasi dan harus mendapatkan kayu bakar dalam jumlah banyak (Hardianti dan Irmayanti Idris 2021)
Selain bidang sains dan teknologi, saya juga berkomitmen untuk berkontribusi di bidang seni dan kreativitas (art). Saya berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan kemasan yang aman dan menarik mengingat gula semut memiliki sifat higroskopis yaitu kemudahan dalam menyerap air yang ada di udara sehingga dapat mempengaruhi jumlah air pada gula semut dan daya tahan produk (Sarkar et al. 2023). Tidak hanya itu, saya juga berupaya untuk mengembangkan berbagai jenis produk berbahan dasar gula semut seperti minuman atau makanan instan fungsional yang siap dikonsumsi oleh masyarakat. Hal tersebut dapat meningkatkan nilai jual dan memperluas pemanfaatan gula semut sebagai bahan pangan fungsional. Bidang matematika dan manajemen juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Saya bercita-cita untuk membantu dalam menentukan suhu pengeringan dan waktu pemasakan yang efisien sehingga dapat menjaga kadar senyawa bioaktifnya yang berperan aktif menjaga kesehatan tubuh. Selain itu, teknologi modern yang nantinya dikembangkan harapannya juga dapat mempercepat waktu dan menekan biaya produksi gula semut.
Saya melihat ahli pangan tidak hanya sebagai profesi, melainkan peran sebagai warga negara yang ikut bertanggung jawab dalam membantu meningkatkan kualitas bahan pangan di Indonesia. Saya bercita-cita menjadi bagian tim riset dan inovasi pangan di masa depan yang berperan dalam mengembangkan produksi gula semut sehingga kualitas gula semut dapat ditingkatkan dan dikonsumsi secara merata di seluruh Indonesia. Gula semut tidak hanya sebagai pemanis alami, melainkan bentuk kerja sama antara ilmu dan kehidupan. Gula semut mencerminkan adanya kerja keras petani, ilmuwan, dan keinginan masyarakat untuk mewujudkan SDGs nomor 3 (kehidupan sehat dan sejahtera) dan SDGs nomor 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi). Gula semut diharapkan dapat menjadi alternatif pemanis yang sehat dan aman dikonsumsi untuk masyarakat Indonesia, serta dapat membantu petani gula semut dalam meningkatkan perekonomiannya. Gula semut tersebut juga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian sehingga dapat bersaing di kancah internasional.
DAFTAR PUSTAKA
- Framita RM, Alamsyah Z, Rosyan. 2021. Penetapan harga dan nilai tambah gula arendi muara bulian kabupaten batanghari. Journal Of Agribusiness and Local Wisdom. 4(1):1297–2621.
- Hardianti A, Irmayanti Idris A. 2021. Analisis penggunaan kayu bakar pada proses pembuatan gula merah (Arenga pinnata) oleh kelompok tani buttu puang. Pangale Journal of Forestry and Environment. 1(2):40–50.
- Kurniawan H, Rahayoe S, Amnah HZ. 2025. Processing and quality of crystalized palm sugar in indonesia: a review. Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering). 14(4):1517–1533. doi:10.23960/jtepl.v14i4.1517-1533.
- Nawansih O, Suroso E, Agung Rhafdho Wibisono. 2017. Optimalisasi bahan baku dan kapasitas kerja alat granulator pada proses pembuatan gula semut aren. Politeknik Negeri Lampung. hlm 167–171.
- Sarkar T, Mukherjee M, Roy S, Chakraborty R. 2023. Palm sap sugar an unconventional source of sugar exploration for bioactive compounds and its role on functional food development. Heliyon. 9(4):1–19. doi:10.1016/j.heliyon.2023.e14788.
- Soeatmadji DW, Rosandi R, Saraswati MR, Sibarani RP, Tarigan WO. 2023. Clinicodemographic profile and outcomes of type 2 diabetes mellitus in the indonesian. Journal of the ASEAN Federation of Endocrine Societies. 38(1):68–74. doi:10.15605/JAFES.038.01.10
- Suloi ANF, Rumitasari A, Farid JA, Fitriani SNA, Ramadhani NL. 2020. Snack bars: camilan sehat rendah indeks glikemik sebagai alternatif pencegahan penderita diabetes. Jurnal ABDI. 2(1):118–125.
- Wahidin M, Achadi A, Besral B, Kosen S, Nadjib M, Nurwahyuni A, Ronoatmodjo S, Rahajeng E, Pane M, Kusuma D. 2024. Projection of diabetes morbidity and mortality till 2045 in Indonesia based on risk factors and NCD prevention and control programs. Sci Rep. 14(1):1-17. doi:10.1038/S41598-024-54563-2.
- Zuliana C, Widyastuti E, Susanto WH. 2016. Pembuatan gula semut kelapa (kajian pH gula kelapa dan konsentrasi natrium bikarbonat). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 4(1):109–119. https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/311/322.
Gabung ke saluran WhatsApp emhate.com untuk mendapatkan informasi lebih update. Klik link di bawah ini.

Posting Komentar