Inovasi Role-Playing Bertema 'Saling Menghormati' Bangkitkan Empati dan Kepercayaan Diri Anak Korban Kekerasan
Table of Contents
emhate.com - Dalam upaya membangun kembali karakter sosial-emosional anak korban kekerasan, Tim PKM-PM LENTERA dari Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali melaksanakan rangkaian kegiatan yang bernamakan “Sanubari Nuraga” di Yayasan Bina Matahari Bangsa (YBMB), Penjaringan, Jakarta Utara. Kegiatan ini diketuai oleh Niko Faiz Fahrezi bersama anggota timnya yaitu Kayla Aulia, Afifah Afra Anindya Asirwada, Muhammad Farhat, dan Alya Cahya Kamilah, serta dibimbing oleh Dr. Defina, S.S., M.Si.
Pada sesi terbaru, anak-anak dibagi menjadi empat kelompok dan diajak melakukan role-playing dengan tema utama “Saling Menghormati”. Setiap kelompok mendapat cerita berbeda yang menggambarkan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, seperti pertemanan, kerja sama, perbedaan pendapat, hingga cara menyampaikan pendapat dengan sopan.
Anak-anak diberi kebebasan mengembangkan dialog dan ekspresi sesuai imajinasi mereka, dan seluruh penampilan kemudian ditampilkan secara bergiliran serta dinarasikan oleh tim LENTERA. Kegiatan ini merupakan bagian dari program LENTERA: Latihan Empati dan Norma dalam Temperance untuk Resiliensi Anak, yang berfokus pada penguatan karakter, pengelolaan emosi, dan penerapan nilai-nilai sosial yang sehat. Role-playing dipilih karena memungkinkan anak tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam proses belajar.
Afifah Afra Anindya Asirwada, salah satu anggota tim LENTERA menyampaikan bahwa pendekatan bermain peran ini memberi ruang aman bagi anak-anak untuk mengungkapkan diri tanpa tekanan. “Melalui role-playing, mereka belajar memahami sudut pandang orang lain, berani bicara, dan menyadari bahwa menghormati orang lain juga berarti menghormati diri sendiri,” ujarnya.
Respons anak-anak sangat positif. Mereka terlihat antusias, saling bekerja sama menyusun alur, hingga mengimprovisasi adegan sesuai pemahaman mereka. Anak-anak yang biasanya pendiam mulai berani berinteraksi dan menyampaikan ide. Suasana kegiatan dipenuhi tawa, rasa ingin tahu, dan semangat untuk tampil. Selain memberi pengalaman menyenangkan, role-playing ini menjadi sarana penerapan nilai seperti empati, sopan santun, komunikasi positif, dan penerimaan perbedaan. Nilai-nilai tersebut penting untuk memperkuat resiliensi anak kemampuan untuk bangkit setelah mengalami pengalaman traumatis.
Kegiatan Sanubari Nuraga tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari rangkaian program panjang yang terus dikembangkan oleh mahasiswa IPB untuk mendukung pemulihan psikososial anak-anak YBMB. Tim LENTERA meyakini bahwa pendekatan kreatif dan berbasis pengalaman langsung jauh lebih efektif daripada pengajaran formal yang kaku. Dengan pendampingan yang hangat dan narasi yang memandu alur cerita, role-playing bertema “Saling Menghormati” ini menjadi bukti bahwa pembelajaran karakter dapat dilakukan secara menyenangkan, partisipatif, dan penuh makna. Melalui kegiatan semacam ini, anak-anak tidak hanya belajar berbicara tetapi juga mendengar, memahami, dan menghargai satu sama lain.
Gabung ke saluran WhatsApp emhate.com untuk mendapatkan informasi lebih update. Klik link di bawah ini.
Posting Komentar