Mengenal Doomscrolling dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Manusia

Table of Contents
Gambar oleh Thomas Ulrich dari Pixabay

emhate.com - Kamu pernah mengalami lupa waktu saat scrolling media sosial? Perasaan baru tadi buka media sosial, tapi ternyata sudah dua jam berlalu. Terutama saat melihat konten-konten dengan isu negatif yang sedang hangat dibicarakan. Nah, fenomena tersebut biasanya sering disebut dengan istilah doomscrolling.

Apa Itu Doomscrolling?

Doomscrolling secara bahasa berasal dari bahasa Inggris, yaitu doom dan scrolling. Doom yang berarti malapetaka dan scrolling yang berarti bergulir. Sedangkan secara istilah doomscrolling berarti rutinitas individu dalam menggulir ataupun meng-scroll (melihat) konten konten yang tidak bermanfaat di sosial media secara berlebihan.

Fenomena ini marak terjadi saat pandemi Covid-19 pada 2020. Keadaan membatasi orang-orang untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Oleh karena itu, orang-orang hanya bergantung pada alat komunikasi seperti gawai, laptop, dan lainnya untuk melakukan rutinatasnya seperti belajar, bekerja, bahkan untuk sekadar mendapatkan informasi dan mengobrol bersama teman.

Mengapa orang-orang secara sadar maupun tidak melakukan doomscrolling?

Menurut Susah Tapert, Ph.D, seorang Profesor di UC San Diego, otak manusia memiliki bias negatif yang memicu lebih banyak aktivitas otak untuk bertahan hidup. Sederhananya, otak kita seperti penjaga yang selalu waspada dan terprogram untuk mencari ancaman. Ketika kita membaca, menonton, ataupun mendengar berita negatif, kita akan merasa waspada terhadap hal buruk tersebut yang berarti peluang bertahan hidup kita lebih baik.

Berita buruk dapat menarik lebih banyak perhatian kita dan dapat mengolahnya dengan intens dengan alasan untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, Amigdala, pusat ketakutan dan emosi lainnya mengirimkan sinyal stres dan mendesak otak kita untuk terus memindai ancaman tersebut. 

Akibatnya, terjadilah fenomena doomscrolling ini, karena dengan mendapatkan berita baru membuat otak kita sangat waspada, seperti terpaku pada berita buruk yang dapat melindungi diri kita dari bahaya tersebut. Serta otak kita mendapatkan dopamin, rasa penghargaan karena terus menerus mendapatkan informasi buruk yang baru.

Dampak Negatif Kebiasaan Doomscrolling

Doomscrolling memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan mental kita dan dapat menghambat perkembangan pada diri manusia, yaitu: 

1. Meningkatkan kecemasan
2. Stres
3. Overthinking
4. Mengurangi kemampuan berpikir kritis
5. Meningkatkan perilaku agresif, hingga
6. Brain rot (pembusukan otak)

Cara untuk Keluar dari Kebiasaan Doomscrolling

Pendekatan awal yang dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku Doomscrolling pada individu, di antaranya:

1. Meningkatkan kesadaran diri terhadap dampak yang ditimbulkan atas perilaku doomscrolling

2. Membatasi penggunaan gawai ataupun sosial media

3. Mengalihkan aktivitas doomscrolling pada aktivitas sosial, seperti menghabiskan waktu dengan keluarga ataupun teman
4. Menonaktifkan notifikasi yang tidak penting
5. Memilih sumber yang terjamin kebenarannya

Apabila perilaku doomscrolling ini sudah mengarah pada tingkat kecanduan ataupun susah untuk di hentikan, individu tersebut bisa menemui ahli dan melakukan terapi kognitif perilaku (cognitive behaviour therapy - CBT) untuk merubah ataupun mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang tidak sehat yaitu doomscrolling tersebut. Atau bisa melakukan terapi penerimaan dan komitmen (acceptance and commitment therapy - ACT) yang dapat membuat individu menerima pengalaman batin yang tidak menyenangkan, dan membantu individu untuk belajar memisahkan diri dari pikiran negatif.

Di era yang serba digitalisasi seperti sekarang, kita seakan tidak punya batasan untuk mencari informasi apapun di media sosial. Akan tetapi, kita perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya sikap bijak dalam bermedia sosial. Karena tidak semua konten-konten di media sosial membawa kita pada arah yang positif dan memberikan manfaat. 

Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kesehatan mental kita, kita perlu melakukan penyaringan informasi dan pembatasan, terutama untuk menghindari kebiasaan doomscrolling ini. Apabila sudah mengalami kebiasaan doomscrolling ini, penting untuk kita menyadari bahayanya dan melakukan langkah-langkah awal untuk menghentikan, seperti membatasi penggunaan media sosial, memilih sumber yang kredibel, menghabiskan waktu bersama keluarga dan menjaga kesehatan mental kita.

Penulis: Ria Rahma Rahayu
emhate.com
emhate.com Menulis Tanpa Henti

Posting Komentar