Mengenal 4 Kearifan Lokal Suku Sunda

Daftar Isi

emhate.com – Sunda adalah salah satu suku yang ada di Indonesia. Suku Sunda yang ada di Provinsi Jawa Barat ini memiliki kesamaan dengan suku lainnya, yakni memiliki kearifan lokal. Kearifan lokal adalah bagian yang melekat di suatu masyarakat dalam suatu wilayah.

Kearifan lokal tidak dapat dipisahkan dari tradisi bahasa, dan adat masyarakat itu sendiri. Biasanya kearifan lokal yang ada pada suatu wilayah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kearifan lokal juga menjadi suatu ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari, karena setiap suku tentunya memiliki wilayah.

Sebelum membahas kearifan lokal suku Sunda, alangkah baiknya kita bahas dulu ciri-ciri kearifan lokal dan fungsi kearifan lokal.

Dilansir dari Anekabudaya.xyz, kearifan lokal memiliki ciri-iri sebagai berikut.

1. Mempunyai kemampuan dalam mengendalikan

2. Merupakan benteng untuk dapat bertahan dari pengaruh budaya luar yang cenderung merusa

3. Mempunyai kemampuan dalam mengakomodasi budaya luar yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat setempat

4. Mempunyai kemampuan dalam memberi arah perkembangan budaya

5. Mempunyai kemampuan mengintegrasikan atau menyatukan budaya luar dan budaya asli

Kearifan lokal juga memiliki fungsi, di antaranya:

1. Berfungsi untuk konversasi dan pelestarian sumber daya alam

2. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia

3. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaa, sastra, dan pantangan

4. Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal atau kerabat

5. Bermakna etika dan moral yang terwujud dalam upacara Ngaben dan penyucian roh leluhur

6. Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client

Nah, sekarang kita mulai bahas kearifan lokal di suku Sunda.

Suku Sunda terletak di Jawa Barat. Sunda merupakan salah satu dari dua suku terbesar di Indonesia selain Jawa. Sunda memiliki budaya, adat istiadat, tradisi, pakaian adat, lagu daerah, tarian, bahasa, dan kearifan lokal lainnya.

Kearifan lokal di suku Sunda di antaranya cingcowong, hutan lindung, rumah berbahan bambu, dan tata ruang. Sebetulnya masih banyak lagi, namun dalam kesempatan ini yang dibahas hanya 4 dulu.

Cingcowong

Cingcowong adalah tradisi upacara dalam rangka meminta hujan. Tradisi ini telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Luragung. Tujuannya untuk melestarikan budaya serta menunjukkan bagaimana suatu permintaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hutan Lindung

Kearifan lokal ini terutama diterapkan oleh masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat. Mereka mengenal upacara tradisional, mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan dilakukan dengan hati-hati. Masyarakat tidak boleh melakukan eksplotasi kecuali aas izin dari sesepuh adat.

Rumah Berbahan Bambu

Rumah berbahan bambu juga ada di suku Sunda. Menurut informasi dari Anekabudaya.xyz, bangunan berbahan bambu ini merupakan bangunan yang tahan gempa. Rumah jenis ini dibangun degan bahan, alat, dan cara yang mengimplementasikan dari nilai kearifan lokal.

Tata Ruang

Kearifan lokal ini tujuannya untuk melestarikan lingkungan alam secara optimal untuk kesejahteraan penduduknya. Tata ruang ini adalah menggunakan lahan dalam skala mikro yang memadukan nilai-nilai kearifan lokal Kampung Kuta, Kampung Naga, Ciptagelar, dan Kanses, di mana masyarakat Sunda sangat memahami sistem alam.

Selain itu, di Sunda juga ada permainan tradisional, seperti sorodot gaplok, kripik jengkol, gatrik, sondah, bakiak, dan permainan tradisional lainnya. 

Bahasa yang digunakan di suku Sunda adalah bahasa Sunda. Tarian yang terkenal di suku ini adalah Jaipong. 

Lagu daerah di suku Sunda di antaranya Manuk Dadali, Es Lilin, dan lagu-lagu lainnya.

Sunda juga memiliki pakaian khas dikenal dengan sebutan pangsi dan tutup kepalanya dikenal dengan totopong. Terkait ini saya sudah pernah menuliskannya. Berikut tulisannya yang berbahasa Sunda.

Sunda nyaèta salah sahiji suku anu miboga budaya rèa. Di antarana sapertos rèog, pencak silat, pangsi, iket, jeung sajabina. Ku rèana budaya sunda ngajadikeun tantangan pikeun urang sunda. Sabab ngamumulè budaya tèh teu gampang, komo lamun budayana rèa.

Salah sahiji budaya anu geus dipohokeun jeung anu jarang dipakè dina kahirupan sapopoè nyaèta ciri hasna urang sunda, baju pangsi.

Pangsi nyaèta salah sahiji pakèan has adat sunda warisan sesepuh baheula anu kudu dimumulè. Pangsi lain ngan saukur nutupan awak, tapi ngandung pilosopi husus dikaitkeun jeung kahirupan masyarakat baheula di tatar Sunda.

Aya sababaraha jalmi anu ngajelaskeun ngenaan pangsi, yèn pangsi tèh ngan ukur kirata (kira-kira tapi nyata). Istilah pangsi ngandung tilu suhunan, nyaèta nangtung, tangtung, jeung samping.

Pangsi biasana ngagunakeun lawon hideung jeung dikombinasikeun ku iket. Lamun dipakè tèh ka tingalina asa gagah jeung bener-bener urang sunda. Pangsi digunakeun pikeun ngamumulè budaya sunda, sabab lamun henteu dipakè bisa bakal leungit.

Ku kituna, urang sunda kudu ngamumulè budaya sunda, nyaèta pangsi. Sabab lamun lain urang sunda, saha deui anu daèk ngamumulè budaya sunda. Urang kudu bagja miboga budaya anu loba. Urang ogè kudu ngamumulè budayana ulah dicokot ku bangsa batur.

Itulah beberapa kearifan lokal suku Sunda. Semoga bermanfaat. (*)

emhate.com
emhate.com Menulis Tanpa Henti

Posting Komentar