Bersama Warga Desa Suniarsih, Mahasiswa KKN-T IPB Mengganti Penggunaan Pupuk Kimia Menjadi Pupuk Organik Melalui Sosialisasi Pertanian Organik
Sosialisasi oleh mahasiswa KKN-T IPB di Desa Suiarsih. (Foto: Istimewa)
emhate.com - Pelaksanaan sosialisasi pertanian organik dilakukan pada tanggal 24 Juli 2022 pukul 10.00-11.30 WIB di balai desa Suniarsih dan diikuti sebanyak 16 orang yang terdiri dari perwakilan ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), perwakilan RT 1-8, petani dan pemerintahan desa. Kegiatan ini terdiri dari penjelasan mengenai pembuatan PGPR, compost tea, POC (Pupuk Organik Cair), pembuatan TBS (Trap Barrier System) dan perbanyakan trichoderma sp.
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai pembuatan pupuk organik sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan limbah rumah tangga dan pertanian sebagai produk yang fungsional. Selain itu, sosialisasi ini juga membantu dalam memberikan informasi mengenai sistem untuk mengurangi jumlah hama tikus yang menyerang padi dengan membuat TBS (Trap Barrier System).
Kegiatan sosialisasi ini mendapat sambutan yang luar biasa dari Sekretaris Desa Suniarsih, Ulul Azmi. Ia mengatakan, “Permasalahan utama pertanian di Desa Suniarsih yaitu banyaknya hama tikus yang menyerang sehingga hasil pertanian sering gagal dan petani mengalami kerugian. Selain itu, petani diharapkan untuk menyampaikan kendala yang dialami dalam bertani, sehingga dapat dicarikan solusinya secara bersama-sama”.
Rangkaian kegiatan sosialisasi diawali dengan pemaparan materi mengenai pertanian organik secara umum dan pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria), kemudian disusul dengan pemaparan materi mengenai compost tea, POC (Pupuk Organik Cair) dan pembuatan TBS (Trap Barrier System) untuk pengendalian hama tikus. Materi yang dijelaskan mengenai manfaat, hasil yang diperoleh, dan cara pembuatan dari keempat topik tersebut. Setelah dilakukan pemaparan materi, dilanjutkan diskusi bersama warga untuk menambah tingkat pemahaman pada warga yang hadir.
Salah satu warga yang hadir mengeluh terkait hama yang menyerang tanaman cabai. Hama tersebut membuat daun cabai menjadi keriting, sehingga kualitas buah yang dihasilkan tidak maksimal dan menyebabkan petani mengalami kerugian. Dari permasalahan tersebut salah satu mahasiswa KKN T-IPB Deni Afrizal memberikan solusi dengan memanfaatkan Trichoderma sp.
“Trichoderma sp. diberikan pada saat fase pembibitan, pemberian Trichoderma sp. pada fase ini bertujuan untuk menjaga kekebalan tanaman terhadap penyakit dan serangan hama nantinya, sehingga diharapkan selama masa pertumbuhan tanaman cabai dapat tumbuh dengan maksimal dan menghasilkan cabai yang berkualitas. Jadi jawaban dari permasalahan petani cabai tadi adalah dengan pemberian Trichoderma sp. pada saat fase pembibitan”.
Sebelum menutup kegiatan sosialisasi, dilakukan pemberian
benih pertanian kepada 16 warga yang
datang dengan tujuan agar warga dapat menanam benih pada lahan yang kosong agar
lebih termanfaatkan. Diharapkan dari sosialisasi yang telah dilakukan para
warga yang hadir dapat memahami mengenai pemanfaatan limbah sayuran menjadi
pupuk organik dan pembuatan TBS (Trap
Barrier System) dalam mengurangi jumlah hama tikus yang menyerang.
Posting Komentar