Menikmati Gunung Papandayan, Pesona dan Keindahan Garut dari Ketinggian
Gunung Papandayan, Garut 2015. (Foto: emhate.com/istimewa) |
emhate.com - Gunung Papandayan salah satu ciptaan Tuhan yang wajib kita syukuri. Gunung ini sering menjadi tempat menghilangkan penat sekaligus menyegarkan pikiran dengan keindahannya.
Bagi kalangan pendaki, gunung dengan ketinggian 2.665 meter dari permukaan air laut ini sudah tidak asing lagi terdengar. Papandayan yang berada di Garut, Jawa Barat termasuk gunung yang cocok untuk didaki oleh pendaki pemula.
Tahun 2015 saya mengunjungi Papandayan. Tanpa sengaja, saya melihat informasi dari grup Facebook. Ada yang mengajak untuk naik ke Papandayan selepas lebaran. Untungnya, mereka sudah berpengalaman soal pendakian. Jadi, saya tinggal ikuti arahan mereka saja.
Tanpa pikir panjang, saya pun tertarik untuk bergabung dan berpetualang ke Papandayan. Dan ini adalah momen pertama kalinya saya muncak ke gunung yang lebih tinggi. Saya naik Papandayan itu ketika usia SMP kelas 8.
Perjalanan dari Bogor ke Jakarta
Dua hari setelah lebaran Idul Fitri, saya bergegas untuk berangkat ke Papandayan. Seperti biasa, jalan raya Puncak macet pasca lebaran. Saya pun naik ojek agar sampai lebih cepat di Ciawi. Kemudian naik angkot menuju terminal Baranang Siang.
Dari Baranang Siang, saya bertemu dengan Bang Tobi dan Teh Ita. Saya sama sekali belum pernah ketemu dengan dua orang itu. Jadi, pertemuan di Baranang Siang adalah pertama kalinya.
Tak ada yang ditunggu lagi. Kami pun berangkat ke Jakarta dengan menggunakan bus. Kira-kira ongkosnya Rp15.000 untuk tiba di Kp. Rambutan.
Jakarta ke Garut
Di Jakarta kami pun bertemu dengan pendaki lainnya. Lagi-lagi ini baru bertemu pertama kalinya. Mereka berdatangan satu per satu setelah janjian di salah satu titik di Kp. Rambutan.
Ketika melihat ke sekitar, banyak juga para pendaki yang mau muncak. Entah akan berangkat atau baru pulang. Saya juga tidak banyak bertanya. Yang jelas kami langsung berangkat ke Garut setelah tim lengkap.
Pertama kalinya ke Garut, saya menikmati sekali perjalanannya. Karena ngantuk, saya pun tertidur. Waktu begitu cepat, kami pun tiba di terminal Guntur.
Dari Guntur, kami menyewa mobil untuk menuju ke Papandayan. Setelah berada di basecamp Papandayan, matahari pun mulai terlihat. Saya muncak di pagi hari.
Pemandangan Garut dari Ketinggian
Berjam-jam pendakian Papandayan, saya pun tiba di lokasi berkemah. Di sana ribuan pendaki istirahat. Tenda-tenda berdiri dengan berbagai bentuknya. Saya begitu menikmati. Apalagi ketika perjalanannya harus melewati belerang. Meski panas, ya nikmati saja.
Dari Papandayan, saya melihat pemandangan Garut dari ketinggian. Dari kejauhan, gunung di Garut pun terlihat. Meski bukan di atas awan seperti Semeru, tapi di Papandayan pemandangan cantik dapat dinikmati.
Apalagi ketika melihat bunga edelweiss. Sejauh mata memandang, bunga edelweiss yang bermekaran terlihat indah. Tentu saja, setiap orang dilarang memetik bunga yang hidup di pegunungan itu.
Pokoknya, pengalaman pendakian perdana ke Papandayan sangat berharga bagi saya. Selepas dari Papandayan, petualangan pun dilanjutkan ke bukit-bukit dan lembah yang berada di Bogor, Jawa Barat.
Posting Komentar