Nabil Raihan Alfarizi: Tantangan yang Sulit Dibuat Mudah
Nabil Raihan. (Foto:emhate.com) |
emhate.com - Nabil Raihan Alfarizi, lahir di Jakarta, 24 Agustus 2001. Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer IPB University ini aktivitas-aktivitasnya selalu berorientasi pada pahala. Berusaha semaksimal mungkin agar apa yang dilakukannya bernilai ibadah. Ia melakoni apa yang ada di depannya, bukan yang belum terjadi.
Nabil, panggilan akrabnya, berprinsip bahwa dengan masa depan jangan berekspektasi terlalu tinggi. Ia lebih memilih menjalani apa yang sedang dijalani dalam hidup ini.
Mahasiswa asal Jakarta Pusat ini mempunyai pengalaman asrama yang cukup lama. Enam tahun ia jalani asrama saat sekolah menengah di Al Binaa Islamic Boarding School, Bekasi. Kemudian pengalaman asrama ditambah saat masuk ke IPB University, mulai tingkat 1 di Asrama Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU) yang dilanjut dengan Asrama Kepemimpinan dan Kader Pejuang Pertanian (AKKPP) IPB University di tingkat 2 dan 3.
Prestasi yang telah ia raih sejak mahasiswa di antaranya juara 2 film pendek bertema "Narkoba", finalis Startup School IPB, dan delegasi IPB dalam Festival Film Mahasiswa Indonesia 2020. Nabil juga mendapat beasiswa di Bintang Mandiri (MAI Foundation).
Selain itu, ia dan timnya berinovasi untuk membuat aplikasi islami. Yaitu Moodo, aplikasi doa harian yang bisa disesuaikan dengan keadaan hati atau mood pengguna.
Doa tersebut dikategorikan menjadi tiga sesuai dengan emosi pengguna, yakni saat sedih, biasa aja, dan senang.
Kemudian ia juga mengikuti Startup Campus by Ahmad Zaky Foundation. Ilmu yang ia pelajari begitu banyak. Kemudian ia terapkan dalam Rindukemasjid.com. Sebuah inovasi sosial yang membantu memakmurkan masjid dengan berbagi makanan. Makanannya dibeli dari pedagang di sekitar masjid. Luar biasa, kebaikannya dua kali lipat.
Di sela kesibukannya menjadi mahasiswa, Nabil mendapatkan amanah untuk menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer IPB University 2021-2022. Kendati sebelumnya tidak masuk pengurus himpunan, tapi ia yakin ada Allah yang akan membimbingnya.
Dalam prinsip hidupnya, tantangan sulit yang menerpanya selalu dibuat mudah.
"Yang buat sulit itu kita sendiri, yang penting adalah sesulit apapun hidup, yang memudahkan itu Allah. Meskipun sulit, Allah tidak akan memberikan sesuatu melampaui batas kita," katanya saat deep introduce di AKKPP.
Nabil yakin adanya Allah. Menurutnya, Allah telah banyak berjasa selama hidupnya. Maka dari itu, ia melakukan aktivitas-aktivitasnya yang bernuansa Islam, sebagai wujud syukur dia pada Allah. (MHT)
Posting Komentar