Enam Bulan #108
 |
| Ilustrasi (Pixabay.com/webandi) |
emhate.com - Enam bulan adalah waktu yang cukup panjang. Selama rentang tersebut perjalanan jemari di Catatan MHT tertunda. Sempat kesana kemari, tapi bukan untuk mencari alamat palsu -ahaha seperti lagu ya.
Di sela-sela waktu itu saya belajar ke berbagai tokoh, media, hingga komunitas. Tidak lain agar tulisan saya semakin tajam. Jemari semakin terlatih untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk susunan kata demi kata.
Pertama, belajar di Pikiran Rakyat Media Network (PRMN). Siapa yang tidak mengetahui media ternama ini. Ya, media asal Bandung itu menjadi tempat belajar saya dalam hal membuat dan mencari konten. Selama satu pekan saya dilatih untuk menjadi kreator konten andal. Insight baru banyak didapatkan selama pelatihan di media ini.
Setiap sesinya ada tugas yang harus dikirimkan. Tugasnya membuat tulisan dari hasil pelatihan yang didapatkan di sesi tersebut. Saat itu juga sudah membiasakan untuk menulis cepat, tapi tetap ‘berisi’. Cukup 30 menit untuk membuat satu tulisan dengan minimal 300 kata di PRMN.
Akhirnya lulus juga dari pelatihan kreator konten di PRMN. Meskipun di sesi terakhir tidak mengikuti, karena berbarengan dengan kegiatan di desa. Kendati begitu, saya tetap mendapat kesempatan untuk bergabung menjadi keluarga PRMN yang kemudian ditempatkan di Isu Bogor, salah satu inkubotor PRMN.
Selama 3 bulan, hal-hal yang didapatkan dari pelatihan saya praktikkan. Satu hari minimal 10 artikel yang dibuat. Awal-awal garap konten biasa-biasa, sesuai dengan hobi atau kesukaan kreator konten. Pasti tahulah ya apa yang saya tulis. Ya, tentunya konten-konten edukasi. Saya sendiri punya pengalaman menjadi jurnalis edukasi di salah satu media online.
Lambat laun mulai mencoba membuat konten hukum, politik, hingga selebriti. Ternyata di konten inilah pageview saya meningkat drastis. Meski demikian, sempat ada rasa takut yang menghantui setelah memublikasikan tulisan. Setelah menjadi rutinitas membuat konten tersebut, rasa takut itu mulai menghilang dengan sendirinya.
Sampai saat ini masih menjadi kreator konten di Isu Bogor PRMN. Bukan hanya menulis soal hukum, politik, atau selebriti saja, tapi juga konten-konten evergreen yang bisa dibaca meskipun waktunya sudah lewat. Saya juga selalu dibimbing oleh pemimpin redaksi maupun editor lainnya di Isu Bogor.
Kedua, di Liputan6.com. Ini sesuatu yang saya syukuri. Tiba-tiba Redaktur Pelaksana Liputan6.com, Harun Mahbub Billah atau saya menyebutnya Coach HMB mengontak lewat WhatsApp. Saya ditawari menjadi Kontributor Liputan6.com wilayah Bogor. Tentu saja saya terima. Tugas perdana meliput pelepasan Timnas Voli Pantai pada Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 di daerah Sentul.
Memang berbeda dengan PRMN, di Liputan6.com belum bisa menulis satu judul dengan waktu 30 menit. Paling cepat 1 jam. Begitu pun saat meliput Timnas Voli Pantai ini. Setelah rampung, saya kirim ke editor kanal Bola Liputan6.com. Tugas pertama selesai sebagai jurnalis profesional.
Sebelumnya memang sering mengirim tulisan di Liputan6.com, tapi kapasitasnya hanya sebagai citizen journalism saja. Kemudian menjadi stringer untuk kampus IPB dan wilayah Bogor. Terakhir menjadi kontributor. Surat keterangannya pun ditandatangani langsung oleh Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Irna Gustiawati.
Setelah beberapa pekan menulis seputar Bogor untuk Liputan6.com, tiba-tiba diminta untuk mengisi Liputan6.com kanal Surabaya. Jenis kontennya bukan news, melainkan feed (kalau di PRMN namanya evergreen).
Coach HMB mengenalkan saya kepada salah satu editor di Liputan6.com Surabaya, namanya Mas Erik Erfinanto. Bersamanya saya dibimbing dan diarahkan konten-konten apa saja yang harus dibuat. Jika di PRMN targetnya 10 hari per artikel, di Liputan6.com hanya 2 artikel per hari.
Kemudian saya juga belajar di komunitas-komunitas maupun mengikuti webinar kepenulisan. Lumayan waktu 6 bulan itu dirasa cukup untuk kembali ngonten di Catatan MHT yang kini digabung di emhate.com. Semoga selalu istiqomah.
Bogor, 19 November 2021
MHT
Posting Komentar