Bersama Ahmad Fuadi #106
Ramadan 1442 H terdapat beragam cerita menarik. Salah satu cerita yang menurut saya berkesan adalah bertemu dengan Ahmad Fuadi, seorang penulis buku best seller. Ia telah menjadikan kisah hidupnya sebagai inspirasi bagi banyak orang.
Salah satu bukunya yang kental dengan kalimat "Man jadda wa jada" adalah Negeri 5 Menara. Buku ini menceritakan persahabatan, perjuangan, dan perjalanan. Ada rasa sedih, bahagia, hingga kecewa. Buku ini telah menginspirasi kaum muda, termasuk saya. Bahkan buku ini telah menjadi film yang lebih menginspirasi lagi melalui tayangan audio visual.
Tidak hanya itu, buku Negeri 5 Menara juga telah menjadi sumber literatur wajib dalam mata kuliah tentang mengenal orang Asia di salah satu perguruan tinggi di Eropa. Saya kagum dan bangga, karena dari buku bisa mengubah mindset banyak orang.
Latar belakang sebagai jurnalis bukan menjadi alasan Uda (panggilan abang untuk orang Minang) Ahmad Fuadi untuk tidak menulis fiksi. Berkali-kali terus mencoba, karena karakter tulisan jurnalistik beda dengan tulisan fiksi.
Setelah bukunya menjadi best seller bahkan mega best seller, Uda Fuadi tidak berhenti di situ. Ia menulis lagi cerita-cerita inspiratifnya. Salah satu bukunya setelah Negeri 5 Menara itu akan menjadi film lagi. Menurut saya, ini akan menginspirasi ke kaum muda bahwa hidup itu harus punya mimpi dan tekad serta semangat kuat untuk mencapainya.
Beberapa waktu ke belakang saya berharap bisa mengikuti kelas menulis. Alhamdulillah harapan itu terwujud. Berbagai kelas saya ikuti, salah satunya bersama Ahmad Fuadi dalam Writing From The Hearth yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama).
Tidak hanya ikut kelas sebagai pendengar saja, saya pun diberi kesempatan untuk membacakan potongan tulisan yang akan menjadi sebuah tulisan utuh. Waktu itu saya menulis tentang saya dan ibu saat SMP. Bagaimana ceritanya? Tunggu saja, semoga Allah memudahkan dalam menulis tentang ini.
Menurut Uda Fuadi, tulisan yang saya buat memiliki rasa yang kuat.
"Paragraf dari Mas MHT Bogor simpel. Tapi, menurut saya rasanya kuat, dalam, seperti inilah yang kita cari. Kalau secara singkat (dalam paragraf itu) ada sebuah rasa sedih, duka, bersalah, berutang, ada relasi hubungan dengan ibu yang berpulang. Tapi di sana ada semangat anak muda yang ingin melukis, dan lain-lain. Di sini banyak yang terjadi. Topik ini sangat bagus kalau dikembangkan," kata Ahmad Fuadi, Sabtu, 8 Mei 2021.
Ulasan tersebut membuat saya semangat. Saya yakin bahwa jika ini dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan karya luar biasa.
Pertemuan secara virtual itu juga membuat saya optimis bisa mengikuti jejak Uda Fuadi. Saya bisa dan berhasil dengan menjadi diri sendiri yang dikenal banyak orang bersama karyanya. Aamiin ya Allah.
Bogor, 19 Mei 2021
MHT
Posting Komentar