Mati Listrik #22
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring bukan berarti tidak ada tantangan dan hambatan. Kadang sinyalnya tidak stabil, kuota habis, baterai handphonehabis, hingga mati listrik. Kemarin saya baru merasakan baterai handphonehabis saat diskusi Gerakan Ekologi Manusia dengan kelompok.
Di daerah saya sedang ada pemadaman listrik sehingga listrik di rumah mati. Saya kesulitan untuk charger handphone dan notebook. Alhamdulillah-nya kelompok saya mengerti.
Kelompok sudah aman. Harapannya sih setelah dzuhur sudah normal lagi listriknya, karena jam 1 siang harus mengikuti praktikum Ekologi Manusia secara daring.
Waktu terus bergulir. Adzan dzuhur sudah mulai berkumandang. Listrik pun masih belum menyala. Dapat informasi, katanya listrik akan menyala jam 3 sore. Saya kurang percaya saat itu. Berdoa, semoga saja segera menyala listriknya.
Jam 1 siang pun telah berlalu. Akhirnya saya mengajak sahabat rumah untuk keluar. Mencari tempat yang listriknya menyala. Akhirnya menemukanlah salah satu tempat, tak jauh dari rumah. Sekitar 5-10 menit sudah sampat ke tempat itu.
Alhamdulillah saya bisa charger handphone. Kemudian masuk ke room Zoom praktikum dan minta maaf atas keterlambatannya. Sebelumnya saya sudah minta tolong teman sekelas untuk menginformasikan dulu ke dosen praktikumnya.
Praktikum pun berjalan dengan lancar. Saya mengikuti diskusi dan mendengarkan paparan-paparan dari kelompok lain tentang ide Gerakan Ekologi Manusia-nya.
Jadwal hari Rabu sampai jam 5 sore. Artinya, setelah praktikum ini masih ada lagi. Alhasil sahabat saya memutuskan untuk ke rumah teman SMP. Katanya di sana listriknya hidup. Bisa buat charger.
Setelah praktikum, kami meluncur dengan motor Grand F 6594 FA. Motor kesayangan saya yang selama 4 tahun selalu membersamai perjalanan.
Setiba di rumah teman SMP, saya langsung menanyakan.
"Listrik aman?"
"Aman," jawabnya.
Saya bersyukur karena listrik hidup di rumah ini. Saya kembali melanjutkan praktikum. Tapi, beberapa menit kemudian, listrik mati. Alhamdulillah-nya ada power bank. Tak lama kemudian, listrik kembali menyala. Alhamdulillah sebuah perjuangan mencari listrik saat kondisi sangat penting.
Saya pikir yang saya alami ini belum seberapa. Di luar sana ada orang yang setiap hari harus naik bukit demi mendapatkan sinyal, ada juga yang harus menumpang ke tempat lain, dan lain-lainnya. Ini baru hal kecil yang saya alami. Mungkin ada yang setiap hari harus melewati hal-hal seperti ini.
Saya berharap PJJ ini lambat laun menjadi lebih kondusif. Pemerintah dapat terus memudahkan akses dan fasilitas dalam memenuhi kebutuhan PJJ. Saya ucapkan terima kasih atas kuota yang diberikan pemerintah kepada siswa, mahasiswa, guru, dosen, dan kalangan lain yang mendapatkannya.
Saya yakin pemerintah akan terus berupaya memaksimalkan dengan baik pembelajaran daring ini agar lebih efektif dan efisien sehingga esensi pembelajarannya sama seperti di kelas. Saya berharap juga PLN selalu mendukung PJJ ini.
Semangat selalu untuk adik-adik, teman-teman seperjuangan, dan kakak-kakak. Semangat juga untuk petugas dan pemerintah.
Posting Komentar