Kapan Puncak Bebas Macet? #30
Jalur Puncak sudah tak asing lagi soal macet dan buka tutup jalur. Kondisi tersebut sudah menjadi hal biasa. Tidak hanya saat weekend, weekdaypun tetap saja macet -saya kembali merasakannya kemarin siang.
Awal pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia yang kemudian pemerintah mengajak masyarakat untuk #dirumahaja, lalu lalang jalur Puncak mulai sepi. Bahkan, saat saya ke daerah Cisarua (saat itu) tak ada kemacetan. Jalanan lancar. Simpangan Megamendung yang menjadi salah satu titik kemacetan pun lancar.
Mungkin itu salah satu momen jalur Puncak bebas macet. Ditambah saat dini hari hingga pagi dan malam menjelang dini hari. Di waktu itu setiap hari jalanan lancar, tapi kalau udah siang dikit, sudahlah jangan berharap akan cepat sampai menuju tempat tujuan.
Saya pernah merasakannya saat SMA. Kebetulan saya pada hari itu berangkat siang. Biasanya bawa kendaraan, tapi hari itu menggunakan angkutan umum. Di perjalanan tepatnya di simpangan Megamendung macetnya luar biasa. Angkot yang saya tumpangi harus maju pelan-pelan. Alhamdulillah-nya sampai ke sekolah, walau tak lama kemudian bel berbunyi. Ya, begitulah kalau berangkat siang dikit melewati jalur Puncak. Bisa-bisa terlambat sampai ke tempat tujuan.
Puncak 2
Saat ini pemerintah sedang membangun jalur Puncak 2. Pertanyaannya, apakah jalur Puncak 1 (jalur sekarang) akan bebas macet?
Nanti kita akan lihat bersama. Hemat saya, jalur Puncak 1 tetap saja akan macet. Coba saja sekarang lihat, Puncak 1 banyak tempat-tempat wisata, hotel, rest area, dan tempat lain yang menjadi objek tujuan. Selama masih ada ini, menurut saya macet akan tetap ada walau sudah jalur Puncak 2 sudah bisa digunakan.
Kendati demikian, dibangunnya jalur Puncak 2 akan mengurangi volume kendaraan. Ini merupakan langkah pemerintah untuk mengatasi masalah di jalur Puncak.
Sebelumnya, pemerintah telah melakukan pelebaran jalan. Kemudian pernah membuat kebijakan 2:1 saat weekend. Ternyata penerapan kebijakan jalur 2:1 itu belum efektif juga. Jalanan tetap saja masih macet sehingga kebijakan ini hanya diterapkan beberapa waktu saja.
Kajian Khusus
Menurut saya, perlu adanya kajian khusus dalam mengatasi permacetan di jalur Puncak ini. Kerja sama dengan berbagai pihak sangat penting. Bisa juga membuat sayembara inovasi yang bisa diikuti anak bangsa untuk mengatasi permasalahan ini. Saya yakin anak Indonesia memiliki inovasi yang luar biasa untuk untuk negerinya. Kalau sudah ada inovasinya, jangan lupa mulai direalisasikan.
Di sisi lain macet menjadi suatu ladang usaha bagi masyarakat di jalur Puncak. Adayang jualan asongan, jualan pinggir jalan, baik itu minuman ataupun makanan. Mungkin menjadi cara untuk menghidupi keluarganya. Saya menyebutnya macet ini terdapat plus and minus nya. Tergantung dari sudut mana kita melihatnya.
Pernah saya berpikir kalau di Puncak itu diterapkan mewajibkan orang-orang yang akan ke Puncak dengan transportasi umum. Bukan lagi kendaraan pribadi. Khususnya di weekend. Hal ini memang akan mengurangi volume kendaraan dan akhirnya bisa mengurangi kemacetan. Oh iya, bisa juga ada kendaraan wisata khusus untuk para wisatawasan yang akan berkunjung ke wisata-wisata yang ada di Puncak. Penerapan seperti ini pun pasti ada plus and minus-nya.
Di negara maju kewajiban menggunakan transportasi umum sudah diterapkan. Sejak kecil anak-anak sudah dibiasakan naik bus sekolah. Dari literatur yang saya baca, di Jepang anak-anak SD kelas rendah sudah pergi ke sekolah menggunakan kereta. Ini adalah kebiasaan yang diterapkan sejak kecil agar ketika dewasa terbiasa dengan transportasi umum. Itu salah satu contoh yang saya temukan di negara maju. Masih banyak contoh-contoh yang bisa diterapkan di Indonesia.
Saya yakin pemerintah saat ini terus berupaya untuk mengatasi kemacetan yang ada di Indonesia, termasuk di jalur Puncak. Saya positif thinking bahwa pemerintah juga akan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya ketika menerapkan kebijakan untuk mengatasi kemacetan ini. Semoga solusi itu akan segara hadir di tengah-tengah masyarakat.
Posting Komentar